Jurusan kedokteran termasuk jurusan yang paling diminati di indonesia, Saya memilih jurusan kedokteran karena dapat membantu oranglain saat bekerja maupun tidak bekerja atau bekerja sekalian ibadah, ilmunya dapat terus di terapkan walaupun sudah pensiun atau berhenti bekerja jadi kuliah tidak akan sia”. Karena ilmu kedokteran adalah ilmu pasti atau tidak berubah-rubah seiring perkembangan zaman sehingga profesi nya menjanjikan.
Kuliah jurusan
kedokteran di Indonesia ditempuh dengan waktu pendidikan paling cepat 3.5
tahun. Setelah lulus akan mendapat gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Selesai di
tahap pendidikan, belum bergelar dokter dan tentunya belum bisa praktek.
Ibaratnya baru mendapat ilmunya saja namun belum bisa mengaplikasikannya.
Karena itu kamu harus mengikuti Ko-As atau dilebih dikenal dengan PTT yang akan
dijalani dalam waktu minimal 2 tahun. Pada saat Ko-As calon dokter akan mulai memegang pasien secara
langsung dengan dibimbing oleh para dokter. Selesai dari Ko-As atau PTT, tahap
selanjutnya adalah mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Sistem di
UKDI adalah menjawab soal lewat
komputer. Setiap soal diberi waktu 1 menit. Ketika 1 menit berlalu, soal akan
langsung berubah ke soal berikutnya
dan tidak bisa kembali ke soal sebelumnya.
Setelah dinyatakan
lulus UKDI barulah resmi mendapatkan gelar dokter dan bisa praktek. Entah itu
bekerja di rumah sakit atau membuka praktek sendiri. Jadi untuk kuliah di
jurusan kedokteran hingga menjadi dokter dibutuhkan waktu paling cepat adalah
5-6 tahun
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN
Perkembangan teknologi kesehatan
adalah perwujudan dari mahalnya biaya dan pajak yang dibebankan oleh
pihak penyedia kesehatan pada pasien dan keluarganya. Teknologi baru
tersebut bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan murah dan proses
medis yang menjanjikan recovery yang cepat. Diantara
pengembangan teknologi kesehatan tersebut, berikut lima penemuan
peralatan kesehatan canggih yang diklaim sebagai lima penemuan teknologi
kesehatan terbaik.
1. MelaFind: Scanner Kanker Kulit Berbasis Gelombang Elektromagnetik
Alat ini berfungsi sebagai detektor yang
mampu membedakan tahi lalat yang tidak berbahaya dengan kanker kulit
(melanoma), sejenis kanker mematikan yang menyerang kulit dan memiliki
bentuk mirip tahi lalat. Pemeriksaan melanoma ini umumnya menggunakan
sampel jaringan atau lebih sering disebut biopsi. Namun, terkadang
prosedur tersebut dianggap tidak efektif karena bisa saja tahi lalat
yang dicurigai sebagai kanker ternyata tidaklah berbahaya. Peralatan ini
memanfaatkan teknologi fotografi dengan berbagai jenis panjang
gelombang elektromagnet. Kemudian data yang didapat dicocokkan dengan
database melanoma yang telah dikumpulkan sebelumnya. Berikut penampakan
ilustrasi perangkat mutakhir kesehatan tersebut.
2. Aspirin Elektrik
Sakit kepala dan migrain umumnya dapat
diredakan dengan aspirin. Kini ilmuwan berhasil mengembangkan perangkat
kesehatan canggih yang mampu melawan rasa sakit akibat migrain dan sakit
kepala. Alat tersebut berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat
diimplankan pada kranial (tengkorak), khususnya pada bagian rahang yang
bergusi. Alat tersebut akan memancarkan impuls listrik yang akan
memblokir sinyal sakit kepala yang dipancarkan oleh bagian sistem syaraf
yang disebut sphenopalatine ganglion (SPG) tersebut.
3. Plester Anti Diabetes
Pengontrolan kadar glukosa atau gula
darah pada penderita diabetes melitus atau kencing manis umumnya
dilakukan dengan menggunakan test darah secara berkala. Hal tersebut
tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak terinfeksi berbagai jenis mikroba penyebab
penyakit. Namun, Echo Therapeutic, sebuah perusahaan penyedia alat-alat
kesehatan berhasil mengembangkan plaster anti diabetes. Plester tersebut
dapat ditempelkan pada kulit dan biosensornya akan mendeteksi perubahan
biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi kadar gula darah. Informasi yang
didapat dikirimkan secara nirkabel menuju monitor khusus. Mudah, bukan?
Dengan plaster anti diabetes ini, Anda tidak perlu berdarah-darah lagi
untuk menentukan kglukosa dalam darah.
4. RoboDoc: Robot Check Up Kesehatan Canggih
Lupakan robocop! Mulailah berkenalan dengan salah satu karya teknologi robotik yang dikembangkan dua perusahaan iRobot Corp yang bergelut didunia robotik dan InTouch Health,
yang memiliki reputasi baik dalam pengembangan teknologi kesehatan.
Robodoc yang diberi nama RP-VITA Remote Presence Robot ini memiliki
kemampuan untuk memonitor indikator vitalitas pasien dari kamar-kekamar
lain tanpa gangguan (intervensi) yang umumnya tinggi saat kondisi rumah
sakit ramai. Pada tahun 2013 lalu, robot ini dinyatakan masih dalam
tahap trial oleh pihak terkait.
5. Katerer Sapiens: Alat Operasi dan Tambal Katup JantungAlat ini digunakan untuk melakukan operasi jantuk dan pemasangan katup jantung pada paseien yang darurat dan tidak mampu melewati fase rigor saat operasi. Katerer ini akan memasangkan katup jantung tersebut melalui arteri femoral menuju katup jantung pasien yang rusak dan “menambalnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar